Dalam proses pencetakan sablon terutama untuk sablon kain, ada
beberapa masalah yang umum atau sering dijumpai. Masalah-masalah tersebut
diantaranya adalah :
-
Perbedaan Warna Hasil Produksi Dengan Sample
Salah warna adalah persoalan yang paling sering ditemui terhadap hasil pencetakan dengan sistem sablon. Salah warna yang dimaksud di sini adalah warna tidak sesuai (berbeda) dengan warna pesanan atau warna yang dikehendaki.
Salah warna bisa disebabkan oleh kesalahan dalam memilih kode warna, merek tinta ataupun kesalahan dalam pencampuran warna ( untuk warna turunan ). Dalam beberapa kasus, kesalahan warna bisa juga diakibatkan oleh penggunaan tinta yang telah “kadaluarsa” atau telah disimpan dalam waktu lama yang berakibat terjadinya degradasi warna (misal untuk tinta pigmen).
Biasanya kesalahan ini berupa warna yang telah disetujui oleh pemesan berdasarkan sample yang kita kirim berbeda dengan hasil cetakan yang kita produksi. Dalam hal ini pihak pemesan mungkin saja menolak produksi kita (reject).
Mungkin untuk beberapa customer perbedaan warna yang tidak terlalu mencolok masih bisa ditolerir. Tetapi, untuk costomer yang sangat detail dalam melakukan quality control hal ini bisa menjadi alasan untuk me-reject hasil produksi kita.
Untuk mencegah terjadinya hal ini, yang harus kita perhatikan adalah :
-
Gunakan tinta dengan kode warna dan merk yang sama dengan yang kita gunakan dalam pembuatan sample;
-
Jika menggunakan tinta hasil pencampuran beberapa
warna dalam pembuatan sample, hitung dan catat setiap perbandingan,
termasuk penggunaan bahan pengencer dengan teliti. Jangan terlalu
percaya pada feeling dan penglihatan.
-
Kalau perlu buat semacam buku panduan untuk
menghasilkan suatu warna turunan tertentu, berupa tabel komposisi warna
dan warna akhir yang dihasilkan (color swatches) untuk tiap
jenis tinta. Perbandingan komposisi warna yang sama bisa menghasilkan
warna akhir yang berbeda jika diterapkan pada jenis tinta yang berbeda.
Jenis dan warna dasar kain pun bisa mempengaruhi warna hasil cetakan.
-
Cara kita melakukan pencetakan juga bisa berpengaruh
terhadap warna akhir hasil cetakan. Misalnya, dengan menggunakan tinta
yang sama, hasil cetakan 3 x tarik dengan hasil cetakan 5 x tarikan
dapat menghasilkan penampilan warna yang berbeda. Untuk beberapa kasus,
cara kita mengeringkan cetakan juga bisa berpengaruh terhadap
penampilan warna hasil cetakan. Karena itu, pada proses pembuatan
sample, selalu perhatikan dan catat setiap detail langkah yang kita
lakukan untuk menghasilkan suatu cetakan.
-
Usahakan untuk selalu menggunakan bahan yang sama
dengan warna dasar yang sama dalam pembuatan sample dengan bahan dan
warna dasar yang akan digunakan pada proses produksi. Ini juga
seringkali berpengaruh terhadap tampilan akhir warna.
-
Gunakan tinta dengan kode warna dan merk yang sama dengan yang kita gunakan dalam pembuatan sample;
-
Salah Urutan/Penempatan Warna
Biasanya terjadi jika kita tidak memberikan panduan (catatan) terhadap urutan cetak terhadap cetakan yang menggunakan banyak warna. Ini bisa berupa kasus seperti nomor 1 ataupun misal munculnya warna yang tidak dikehendaki pada hasil cetakan.
Contoh: adanya warna ke tiga pada cetakan suatu hurup dengan outline pada bagian luarnya. Jika urutan pencetakan warnanya tertukar (warna lebih "kuat" dicetak lebih dulu, sedangkan warna lebih “lemah” yang menumpang diatasnya dicetak belakangan) bisa menghasilkan warna ke tiga berupa bayangan outline, karena warna di bawahnya "naik".
Sekali lagi, selalu catat setiap detail dalam pembuatan sample termasuk urutan langkah cetak, dan pastikan langkah tersebut dilaksanakan dalam proses produksi.
-
Luntur atau Warna Berubah
Yang dimaksud luntur di sini adalah hasil cetakan hilang (sebagian atau seluruhnya), warna yang berubah setelah beberapa waktu atau setelah dilakukan washing (pencucian). Hal ini bisa diakibatkan oleh :
- Kualitas tinta yang kita gunakan jelek.
- Kesalahan komposisi antara bahan dasar, pewarna dan pelarut yang digunakan.
-
Kesalahan dalam proses pengeringan yang tidak tepat (suhu dan lamanya waktu pengeringan)
-
Ketidaksesuaian jenis bahan dengan tinta yang digunakan.
-
Rontok
Mungkin ini istilah lain dari luntur, tetapi lebih khusus pada cetakan tebal atau cetakan timbul. Pada kasus ini, hasil cetakan bisa jadi "copot" dari kain, retak-retak kemudian bisa rontok. Penyebabnya sama seperti untuk kasus luntur.
-
Salah Posisi
Penempatan cetakan yang tidak sesuai dengan yang semestinya. Bisa jadi salah tempat (misalnya harusnya di dada kiri ditempatkan di dada kanan, dst) atau cetakan yang terbalik (atas-bawah; kiri – kanan). Ini terjadi karena :
-
Salah pembuatan/pengaturan penempatan screen.
-
Salah dalam pembuatan film
-
Kesalahan dalam penempatan gambar pada patron/marka.
-
Salah pembuatan/pengaturan penempatan screen.
-
Mis Register
Ini juga merupakan yang paling sering terjadi dalam proses sablon. Jika cetakan terdiri atas lebih dari satu warna, seringkali terjadi hasil cetakan yang "berbayang", "bolong (ada area kosong yang seharusnya tidak ada)". Ini bisa terjadi karena :
-
Kesalahan dalam pembuatan screen, terutama penempatan posisi film yang tidak "pas".
-
Pengaturan penempatan posisi screen pada meja yang kurang tepat;
-
Terjadinya pergeseran posisi screen pada saat pencetakan (screen “goyang”).
- Knok (pembatas posisi dan pergerakan screen) yang goyah, sempal, atau mengalami pergeseran selama proses pencetakan.
-
Cara mencetak, terutama penarikan rakel di atas screen dan pengangkatan screen dari atas cetakan, yang kurang baik.
-
Kesalahan dalam pembuatan screen, terutama penempatan posisi film yang tidak "pas".
-
Screen Buntu
Screen yang buntu atau mampet merupakan salah satu masalah yang juga sering dijumpai. Ketika screen mampet, baik pada keseluruhan gambar atau pada sebagian gambar, tentu akan mengganggu kelancaran produksi disamping juga bisa berpengaruh terhadap kualitas hasil cetakan.
Jika mampetnya screen tidak terjadi terlalu sering atau dalam jarak waktu yang agak lama, ini merupakan hal yang wajar. Tapi jika mampetnya screen terlalu cepat terjadi dan sangat mengganggu produksi, tentu ini menjadi masalah.
Screen menjadi sangat mudah mampet (atau mungkin mampet sejak awal) bisa disebabkan :
- Ketidak sesuaian ukuran mesh screen dengan jenis tinta yang digunakan. Misal, jika menggunakan tinta rubber dan mesh yang digunakan adalah diatas 120, bisa mengakibatkan screen sering mampet atau malah mampet sejak awal.
- Tinta yang digunakan terlalu cepat kering. Ini bisa disebabkan kualitas tinta ataupun penggunaan pengencer yang terlalu cepat kering.
- Kesalahan film bisa juga mengakibatkan screen jadi sering mampet. Misalnya film garis yang terlalu tipis atau, kalau itu film raster, rasternya terlalu halus untuk ukuran mesh screen dan jenis tinta yang digunakan.
Itulah beberapa masalah yang sering ditemui dalam
proses sablon. Mungkin ada beberapa lagi
masalah yang dapat terjadi, namun saya rasa hal-hal itulah yang paling sering ditemui.
0 Response to "Masalah yang Sering Ditemui Dalam Proses Sablon Manual"